St. Maria Margaretha Alacoque


St. Maria Margaretha Alacoque (October 16th)


St. Maria Margaretha Alacoque (baca : St. Maria Margaretha Alacoq) adalah anak ke-5 dari 5 bersaudara dari pasangan Claude Alacoque dan Philiberte Lamyn, dilahirkan pada tanggal 22 Juli 1647 di L'Hautecourt, Burgundy, Perancis.

Ketika masih kanak-kanak, Margaretha adalah seorang anak yang periang. Setelah menerima Komuni Pertama pada usia 9 tahun, Margaretha sering kali melakukan matiraga secara diam-diam. Ketika usia-nya 11 tahun, Margaretha jatuh sakit, menjadi lumpuh dan harus tinggal diatas tempat tidur selama 4 tahun.

Suatu hari, Margaretha membuat janji kepada Bunda Maria untuk menyerahkan seluruh hidup-nya kepada Tuhan. Bunda Maria menampakkan diri kepada-nya dan seketika itu juga penyakit-nya lenyap dan menjadi sehat kembali. Setelah ayah-nya meninggal, di karenakan ibu-nya sering jatuh sakit, seorang bibi-nya pindah ke rumah-nya untuk mengurus rumah tangga. Bibi dan paman-nya ini membuat Margaretha dan ibu-nya sangat menderita. Margaretha dilarang untuk pergi ke Gereja. Hampir setiap hari, Margaretha bersembunyi di taman sambil menanggis dan berdoa. Margaretha percaya benar akan belas kasihan Allah. Sering kali secara diam-diam Margaretha pergi ke Gereja untuk mengikuti perayaan Ekaristi. Margaretha mendapatkan penghiburan besar dalam Sakramen Ekaristi. YESUS sendiri juga berkenan memberi-nya kepekaan atas kehadiran dan perlindungan dalam penampakan kepada-nya saat Yesus menderita di kayu salib.

Menginjak remaja, Margaretha menjadi gadis jelita. Suatu hari, seorang tuan tanah meminang-nya. Keluarga-nya menghendaki Margaretha menerima-nya dan segera menikah. Margaretha bingung akan apa yang harus dilakukan-nya, menikah dan membawa keluarga-nya keluar dari kemiskinan atau masuk biara, karena ada dorongan yang kuat dalam hati-nya untuk menjadi mempelai Kristus. Hingga pada suatu malam, Margaretha mendapatkan penampakan Yesus yang penuh luka.

Akhir-nya, pada tanggal 25 Mei 1667, Margaretha masuk biara Visitasi di Paray le Monial dan pada bulan November 1672, Margaretha menucapkan kaul kekal-nya. Margaretha dikenal sebagai seorang biarawati yang baik dan rendah hati, tetapi sering kali membuat kesal suster lain-nya karena lambat dan canggung dalam bekerja. Pada tahun 1675, saat berlutut di depan altar, Margaretha melihat penampakan Yesus, altar seolah-olah menghilang dan muncullah Yesus dikelilingi oleh awan putih. Tubuh Yesus bercahaya dan dada-Nya terbuka, sehingga tampaklah Hati Kudus-Nya. Pada sekeliling hati-Nya terbentuk mahkota duri yang di kelilingi oleh api yang menyala. Pada tengah hati-Nya tampak sebuah salib yang sangat indah.


Margaretha melihat Hati Yesus itu terluka dan meneteskan darah segar. Darah tersebut menetes pada lengan baju-Nya yang bercahaya. Sementara itu, tangan kanan Yesus menunjuk ke arah Hati-Nya dan tangan kiri-Nya seolah-olah memberkati Margaretha. Dari telapak tangan Yesus terpancar cahaya yang kudus, Yesus berkata kepada Margaretha bahwa Dia begitu mengasihi umat manusia dan Dia ingin supaya Margaretha menyebarkan Devosi kepada Hati-Nya yang Maha Kudus.


Sebuah beban yang amat berat. Banyak orang yang tidak percaya bahwa Yesus menampakkan diri kepada-Nya. Hal tersebut sungguh membuat Margaretha menderita, akan tetapi Margaretha tetap setia melaksanakan kehendak Allah.


Di ilhami oleh Yesus sendiri, Margaretha menetapkan Jam Suci, yaitu jam 11 malam - tengah malam menjelang fajar Jum'at pertama setiap bulannya. Saat Jam Suci, Margaretha berdoa dengan meniarap (Prostratio : mengungkapkan kerendahan diri dan kekecilan diri-nya di hadapan Allah dan menyampaikan penghormatan dan kerendahan hati secara paling intensif) dengan muka-nya mencium tanah. Margaretha berdoa bersama-sama dengan Yesus menanggung sengsara sakratul maut yang di alami Yesus di Taman Getsemani di mana murid-murid-Nya meninggalkan-Nya seorang diri. Yesus menyatakan kerinduan Hati-Nya akan kasih umat-Nya dan menunjukkan Hati-Nya yang Maha Kudus yang penuh cinta dan belas kasihan serta penyelamatan. Tuhan menetapkan hari Jum'at setelah "Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus" sebagai "Hari Raya Hati Kudus Yesus yang Maha Kudus" dan meminta Margaretha untuk menghormati Hati-Nya yang Maha Kudus dengan menerima Komuni Kudus setiap Jum'at Pertama dalam bulan selama 9 bulan berturut-turut. Devosi ini di lakukan sebagai silih atas dosa-dosa kita terhadap Sakramen Maha Kudus. Yesus menyebut Margaretha sebagai "Murid Terkasih dari Hati Yesus yang Maha Kudus", serta pewaris semua kekayaan Hati-Nya.


Pada tanggal 16 Oktober 1690, St. Maria Margaretha Alacoque meninggal dan jenazah-nya tetap utuh hingga saat ini.
Pada bulan Maret 1824, Dia diangkat sebagai Vinerabilis ("Yang Pantas Dihormati") oleh Paus Leo XII.
Pada tanggal 18 September 1864, Dia dinyata-kan sebagai Beata oleh Paus Pius IX.
Pada tahun 1920, Dia dinyatakan sebagai Santa oleh Paus Benediktus XV.


"...betapa lemahnya mengasihi yesus kristus hanya ketika dia memperhatikan kita, dan menjadi dingin begitupenderitaan menimpa. itu bukan cinta sejati. siapa yang mengasihi seperti itu terlalu mengasihi dirinya sendiri untuk dapat mengasihi tuhan dengan segenap hatinya..." ~ st. maria margaretha alacoque


Note.
12 Janji Yesus Kepada St. Maria Margaretha Alacoque
Janji Agung Yesus
Penyerahan Pribadi Kepada Hati Kudus Yesus
Novena Kepada Hati Kudus Yesus
Doa Kepada Hati Kudus Yesus

No comments:

Post a Comment